Sapi vs Manusia
Suatu hari hidup seorang anak sapi jantan
lengkap dengan keluarganya, Ayah dan Ibu. Ayahnya adalah sapi jenis Brahman,
dan ibunya adalah sapi jenis sapi Madura. Ya, saya juga nggak tau sih sapi
Brahman sama sapi Madura mau kawin apa enggak. Hehehee..
Suatu ketika, si anak sapi bertanya
pada ibunya yang sedang makan rumput yang masih hijau. “Bu, hidup kita enak ya.
Tiap hari dikasih makan, tempat tinggal dibersihin, kalo kotor dimandiin. Berasa
di surga aja”
Dan sang ibu pun menjawab, “Hmmmoooo…
Hidup kita memang begini. Tinggal nikmatin hasil kerjanya manusia yang
panas-panasan cari rumput.” lalu melanjutkan makan rumputnya.
“Manusia
mah kasian ya, Bu. Harus kerja keras biar bisa cari makan, enakan jadi sapi. Kalo
misal nanti aku mati terus aku direinkarnasi, aku nggak akan milih reinkarnasi
jadi manusia deh, enakan kan jadi sapi. Muooo….”
Setiap hari kerjaan si sapi hanyalah
makan, tidur, makan, tidur, makan, tidur. Ra
uwis-uwis.
Sedangkan manusia, harus bekerja,
berkarya, bekerja, berkarya, bekerja, berkarya baru makan, tidur, makan, tidur.
Hingga akhirnya, tiba waktu untuk
menyembelih ayah sang sapi. Namun, si sapi tidak merasa khawatir, karna masih
akan ada yang memberinya makan.
Tapi jika, misal, ayah dari seorang
manusia yang meninggal dan pada saat itu sang anak manusia masih suka bersantai
ria seperti si sapi (makan, tidur, makan, tidur), pasti si anak manusia
harusnya bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Tau kerjanya apa? Jadi
penggembala sapi. Oke, skip kalimat terakhir, ya..
***
Tau apa maksudnya? Pasti enggak. Ya iya
lah! Kan belum dijelasin maksudnya apa. ( -_-)/||
Jadi gini, kita itu kalau hidup jangan
seperti sapi; yang kalau mau makan tinggal makan (sudah tersedia), yang kalau
mau tidur tinggal tidur (tempatnya sudah tersedia dan bersih setiap hari), yang
kalau mau bermalas-malasan pun tinggal bermalas-malasan saja.
Kita hidup sebagai manusia. Ya jelas
lah, Crit, jangan seperti sapi. *halah*
Kalau mau hidup seperti manusia
seutuhnya, kita harus bekerja keras dan berkarya, supaya di akhir hidup kita,
ada yang dikenang dari diri kita. Tidak seperti sapi, di akhir hidupnya, hanya
berakhir menjadi rendang atau daging sapi yang diolah, dimakan manusia, dan
akhirnya jadi tai juga. Apa yang mau dikenang?
Brian, 2013, di depan kandang sapi.
Gambar dari: http://novidear.wordpress.com
No comments :
Post a Comment