Pagi itu tanpa tujuan yang pasti, Vina dan Reza pergi
jalan begitu saja. Ya, tanpa tujuan yang pasti.
Setelah 6 kali mengelilingi kota dengan udara yang cukup
panas karena menjelang siang, akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke sebuah
toko es krim. Toko yang pernah menjadi saksi bisu kisah asmara Vina dan Vino.
Vina adalah seorang yang sangat suka dengan es krim,
apalagi es krim coklat. Reza yang tadinya tidak begitu suka dengan es krim,
lama-lama menjadi suka, karna orang yang dicintanya suka dengan es krim. Ya,
cinta memang bisa mengubah perasaan seseorang, yang tadinya biasa-biasa saja
atau bahkan tidak suka, menjadi suka, bahkan suka sampai berlebihan.
“Kamu mau es krim apa, Za?”, tanya Vina sambil
melihat-lihat daftar menu yang baru saja diberikan seorang pramusaji.
“Emm, apa aja deh. Kalo dimakan sama kamu kan jadi enak..
Hehe”
“Halah..” Vina mencubit pinggang Reza “Yaudah, yang
coklat aja deh, dua, Mbak.”, lanjut Vina sambil menyerahkan daftar menu ke
pramusaji.
Muncul hening beberapa saat.
“Kemarin gimana rasanya seminggu lebih diem-dieman gitu,
Vin?”, Reza mencoba mencairkan suasana.
“Bete tau! Rasanya hari-hariku jadi kurang bersemangat.
He..”
“Masa? Ciyus?”, Reza sok imut.
“Huum, ciyus..”, Vina ikutan sok imut.
Unyu momen.
“Permisi, Mas, Mbak. Ini es krimnya, selamat menikmati.”,
kata sang pramusaji sambil melempar senyumnya.
“Makasih, Mbak..”, Reza dan Vina menjawab serentak.
Setengah jam berlalu, es krim Reza sudah habis, namun es
krim Vina belum juga habis, tapi sudah mencair.
Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, sang
mentari pun perlahan menghilang di balik gelapnya awan hitam. Dari dalam toko
es krim tempat Reza dan Vina menikmati es krimnya, terlihat keramaian orang
yang berlarian menghindari hujan.
“Lucu ya mereka. Sama air aja takut. Hihihi”, kata Vina
sambil tertawa kecil.
Reza tidak merespon. Reza terlalu fokus dengan gadget
miliknya.
“Za.. kamu denger nggak sih aku ngomong?”, Vina kesal
dengan mulut manyun-manyun.
“Eh, apa? Enggak hehe..”
“Huh! Lagi bbm-an sama siapa sih? Fokus banget kayaknya.”
“Oh, ini sama temen. Dia katanya lagi di sini juga, tapi
aku lihat sekeliling nggak ada.”
“Cewek?”
“Cowok kok.”, Reza berbohong.
Shila yang saat itu hendak menghampiri Reza dari arah
belakang, tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk menghampiri Reza. Ia
mengurungkan niatnya lantaran ia melihat Reza yang sedang terlihat asyik
bersama seorang perempuan yang begitu cantik parasnya. Lalu Shila mengirimkan
sebuah pesan kepada Reza lewat bbm; Za,
aku pulang duluan. Maaf ya nggak jadi ketemu, ada urusan mendadak nih di rumah.
Sejak saat itu, perlahan Shila mulai menjauh dari
kehidupan Reza.