Siapa Saya
Saya
termasuk tipe orang yang mudah dipengaruhi dalam hal apa pun. Misal, teman saya
baru saja beli sebuah makanan yang sebenarnya sudah biasa saya makan, tetapi
saya melihat dia dengan begitu nikmatnya melahap makanan itu, saya jadi
terpengaruhi untuk membeli makanan jenis itu (padahal sudah sering makan). Dan
ketika saya makan, rasanya juga biasa saja. Ini tentu aneh.
Ada lagi ketika teman-teman saya memainkan game-game lama
di laptop mereka. Mereka terlihat begitu fun
dengan game itu, lalu saya ikut terpengaruhi untuk memainkan game itu. Padahal,
game itu sudah saya tamatkan beberapa kali sampai saya merasa jenuh, tapi
berkat pengaruh dari teman, saya jadi ikut mainan lagi. Tapi kok enggak se-fun mereka, ya? Ini juga aneh.
Sampai-sampai masuk ke urusan blog ini, kebanyakan yang
ada di blog ini adalah hasil dari pengaruh orang lain.
******
Dulu,
waktu pertama kali ngeblog (SMP), waktu masih cupu-cupunya, saya cuma mengisi
blog saya dengan gambar-gambar yang saya suka dan artikel-artikel hasil copy-paste dari situs-situs yang enggan
saya sebutkan (blog-nya masih ada, klik di sini kalo mau liat).
Sampai akhirnya, blog saya yang
terdahulu saya abaikan begitu saja. Saya tinggalkan tanpa memberi kabar terlebih
dahulu. Saya lupakan seakan saya tidak pernah memilikinya. Persis seperti orang
yang menghilang secara diam-diam dan misterius serta tidak pernah membari kabar
lagi pada orang yang dicintainya. #opoohhh
Kelas
3 SMA, setelah menonton film Kambing Jantan, saya jadi punya motivasi lagi
untuk ngeblog. Tapi waktu itu saya masih setengah hati untuk mulai ngeblog
lagi. Alasannya? Males ngulang dari awal. Ya, seperti malasnya memulai suatu
hubungan dari awal lagi, di mana ada saat canggung-canggungan, malu-maluan, dan
masih ‘kaku’.
Namun semua itu berubah saat negara
api menyerang teman saya, sebut saja Arya (nama asli), mengajak saya untuk
ngeblog lagi. Akhirnya saya terpengaruh untuk mulai ngeblog lagi – sampai saat
ini –.
Sejak
saat itu, saya mulai tertarik (beh, tertarik?) dengan sosok Raditya Dika.
Blogger yang sukses membukukan blog-nya dan akhirnya menjadi penulis buku-buku
komedi sukses memengaruhi saya, tulisan saya dan segala hal tentang blog saya.
Saya juga jadi termotivasi untuk membukukan blog saya,
waktu itu.
Dan jadilah blog saya waktu itu dengan tagline “Brian
Ramadhan, dan Hal Absurd Lainnya”. Cupu abis. Saya mencontek abis apa yang
sudah dilakukan sama Radit. Mulai dari konten-konten blog-nya, tagline blognya,
kata-katanya, dan banyak lagi.
Lama-kelamaan, saya juga merasa bingung sendiri mau
mengisi blog saya dengan apa lagi. Karna saya rasa hidup saya tidak se-absurd
hidupnya Radit, yang selalu mengalami hal-hal absurd dalam hidupnya.
Dan
beberapa bulan kemudian, saya mengenal sosok Alitt Susanto. Saya kenal baik
dengan beliau (jeh, beliau... -___-). Ya walaupun saya yakin bahwa beliau tidak
kenal baik dengan saya.
Saya mulai beralih mengisi postingan blog saya yang dari
semacam Radit menjadi semacam Alitt. Saya mulai mengubah-ubah apa yang ada
dalam blog saya; postingan sesat/ bacaan sesat.
Alitt yang terkenal sebagai mahasiswa abadi serta sesat
itu berhasil memengaruhi gaya penulisan saya. Saya jadi sering nulis tentang tips-tips
sesat, tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh Alitt, di blognya.
Lagi-lagi saya terpengaruh.
Dan
belakangan ini, saya lagi gencar-gencarnya menulis cerita fiksi berbau romance. Ya, ini jelas pengaruh dari
Bernard Batubara.
Setelah membaca bukunya – Kata Hati –, hati saya tergerak
untuk menulis seperti apa yang Bara tulis. Alasannya? Alasannya simpel: setelah
bukunya Bara terbit, saya tahu bahwa mayoritas pembaca buku-buku seperti ini
adalah kaum hawa, dan kebanyakan behh, bikin mimisan. Dan suatu saat, saya juga
ingin seperti itu. Hadeh...
Jadi,
yang ingin saya tanyakan adalah, siapa sebenarnya saya? Sampai kapan saya dan
tulisan-tulisan di blog saya akan terus terpengaruhi seperti ini? Apa saya
harus bertapa selama 6 bulan di kawah Merapi dahulu supaya saya kenal betul
siapa sebenarnya saya?
No comments :
Post a Comment